laman

Jumat, 04 November 2016

“Innamal a’malu binniat''

      
                                      
                                           
 Sebagai remaja yang mempunyai hutang puasa, itu menjadikan kewajiban untuk menggantiya di lain hari. Seperti pada waktu saya SMP, saya berniat untuk mengganti puasa dan memutuskan untuk mengajak teman saya. Keesokan harinya, pada waktu kita melaksanakan puasa, saya bertanya kepada teman saya “Kamu hari ini niat puasa apa?” saya bertanya seperti itu karena hari itu bertepatan hari kamis, kemudian dia menjawab “Saya niat puasa sunah, juga untuk nyaur(mengganti puasa).”

 Kemudian saya bingung, apa boleh satu puasa untuk dua niat. Lalu saya bertanya pada ibu. Ibu saya menjawab supaya mencari dasar hukumnya. Akhirnya saya menemukan jawabannya pada buku milik ibu yang berjudul “Tanya Jawab Agama II”. Dalam buku itu tertulis bahwa tidak ada hadis yang mejelaskan adanya puasa yang dilaksanakan bersamaan, hendaknya sendiri-sendiri, artinya dilakukan puasa wajib menyaur hutang puasanya baru melakukan puasa sunnah yang lain. Tidak boleh mencampur niat. Dari pengalaman teman saya itu juga dapat diambil hikmahnya bahwa kita harus lebih berhati-hati dalam melaksanakan ibadah. Karena kita harus tau dasar-dasar ibadah itu apakah sesuai dengan al-qur’an dan sunnah. Jika kita melaksanakan ibadah namun tidak tahu dasarnya, takutnya ibadah itu menjadi sia-sia. Juga ibu saya pernah mengatakan kepada saya bahwa ibadah itu hal sesuai dengan niatnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
ROHIS SMA NEGERI AJIBARANG - Blogger Templates, Wordpress Templates Free - by Templates para novo blogger HD TV Watch Entourage Online. Featured on Local Business Singapore